
harian365.com - Pengidap kanker sering kali mengalami gejala kehilangan nafsu makan akibat kanker yang mengarah pada malnutrisi. Tak sedikit pasien kanker yang kemudian mengalami penurunan berat badan secara drastis atau yang dalam istilah medis disebut kaheksia.
Kondisi tersebut tidak hanya menurunkan kualitas hidup pengidap kanker, tapi juga akan menghambat pengobatan kanker, kata perwakilan Yayasan Kanker Indonesia, Dr dr Noorwati S., SpPD-KHOM, saat ditemui di Jakarta, baru-baru ini.
"Hilangnya berat badan secara drastis membuat pengobatan kanker tidak berkerja dengan baik. Kalau di kemoterapi tumornya akan susah mengecil, ketika operasi lukanya bisa sulit sembuh. Pemberian nutrisi sering kali baru dilakukan saat pasien sudah terpuruk atau kadang dokternya sendiri enggak mau memperhatikan nutrisi pasien, akibatnya pengobatan nggak bekerja," terangnya.
Ditambahkan ahli gizi klinik, Dr dr Fiastuti Witjaksono, SpGK, hilangnya nafsu makan pada pengidap kanker juga bisa dipicu kemampuan pengecapan yang berkurang, sakit saat menelan, konstipasi, atau selalu merasa kenyang. Menurutnya, gejala seperti ini harus dilawan, karena bisa memicu komplikasi yang lebih buruk.
"Selain menyulitkan pengobatan, pasien kanker yang malnutrisi juga akan rentan sakit karena imunitasnya menurun. Untuk itu intervensi sedini mungkin untuk mengembalikan status gizi ke normal diperlukan agar terapi pengobatan dapat diterima dengan baik oleh penderita kanker dan kualitas hidup mereka lebih baik," katanya.
Cara untuk membuat pasien kanker mau makan, menurut dr Fiastuti, adalah dengan tidak membatasi makanan pasien. Namun, diet tertentu disarankan agar mendukung perbaikan kondisi pasien.
"Makanan untuk pasien kanker sebenarnya tidak ada pembatasan. Yang penting dipahami adalah pasien kanker perlu diet tinggi protein dan lemak sehat, serta kurangi makanan sumber gula apapun karena itu yang dibutuhkan sel kanker untuk tumbuh," pesannya.
Sumber : harianhealth